Maha Besar Tuhan memisahkan jiwa dari esensi-nya dan menciptakan keindahan di dalamnya...
Ia menganugrahinya dengan kelembutan angin malam, keharuman bunga liar, dan kelembutan sinar rembulan...
Ia memberikan cawan kebahagiaan dan kepahitan...
Ia menaburkan cinta di dalamnya yang akan menelantarkanya pada pandangan pertama dan sebuah kemanisan yang akan menelantarkannya pada ucapan pertama akan kebanggaan...
Ia mengirimkan pengetahuan dari surga untuk menuntunnya di jalan kebenaran...
Jauh didalamnya ia menanamkan kearifan untuk melihat yang tiada dapat dilihat...
Didalamnya ia menciptakan kerinduan nan mengalir seiring mimpi, berlari dengan jiwa...
Ia mendandaninya dalam jubah harapan ditenun para malaikat dari benang-benang pelangi...
Kemudian, Ia menanamkan kegelapan sebuah kebimbangan -- citra akan cahaya...
Lalu, Maha Besar Tuhan mengambil api dari tungku kemarahan dan angin dari gurun ketidakperdulian, pasir dari pantai laut kesombongan dan debu dari jejal usia. Dengan itu Ia mencipta manusia...
Ia memberinya kekuatan dahsyat yang meledak dalam kegilaan dan hancur oleh nafsu...
Ia memberinya kehidupa,n gambaran dari kematian...
Maha Besar Tuhan tersenyum dan menangis, memandang penuh cinta tak terbatas dan abadi, dan menyatukan manusia beserta jiwanya. Amiinn...
(Gibran)
Ia menganugrahinya dengan kelembutan angin malam, keharuman bunga liar, dan kelembutan sinar rembulan...
Ia memberikan cawan kebahagiaan dan kepahitan...
Ia menaburkan cinta di dalamnya yang akan menelantarkanya pada pandangan pertama dan sebuah kemanisan yang akan menelantarkannya pada ucapan pertama akan kebanggaan...
Ia mengirimkan pengetahuan dari surga untuk menuntunnya di jalan kebenaran...
Jauh didalamnya ia menanamkan kearifan untuk melihat yang tiada dapat dilihat...
Didalamnya ia menciptakan kerinduan nan mengalir seiring mimpi, berlari dengan jiwa...
Ia mendandaninya dalam jubah harapan ditenun para malaikat dari benang-benang pelangi...
Kemudian, Ia menanamkan kegelapan sebuah kebimbangan -- citra akan cahaya...
Lalu, Maha Besar Tuhan mengambil api dari tungku kemarahan dan angin dari gurun ketidakperdulian, pasir dari pantai laut kesombongan dan debu dari jejal usia. Dengan itu Ia mencipta manusia...
Ia memberinya kekuatan dahsyat yang meledak dalam kegilaan dan hancur oleh nafsu...
Ia memberinya kehidupa,n gambaran dari kematian...
Maha Besar Tuhan tersenyum dan menangis, memandang penuh cinta tak terbatas dan abadi, dan menyatukan manusia beserta jiwanya. Amiinn...
(Gibran)